Perdagangan
internasional merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian pada suatu negara. Perdagangan internasional dapat
mendorong peningkatan industri, perkembangan transportasi global, serta berdirinya
perusahaan multinasional. Namun perdagangan
internasional akhir-akhir ini menimbulkan berbagai masalah. Antara
lainnya mengenai soal perdagangan bebas (free trade); yang dianggap kurang
menghasilkan dampak yang proporsional. Seperti di Indonesia soal free trade
sudah mulai dipermasalahkan, sistem perdagangan multilateral yang sebenarnya
harus meliputi banyak negara juga sedang mengalami kesulitan. Demikian pula
organisasi internasional WTO (world trade organization) praktis sedang
lumpuh. Antara lainnya karena proses Putaran Doha yang sedang
dirundingkan mengalami kemacetatan. Sebaliknya
berbagai sistem dan mekanisme perdagangan sedang berkembang dimana-mana. Dan
dalam bentuk berbagai ragam. Terutama dengan tumbuhnya berbagai macam FTA
(free trade agreements)’. Telah timbul apa yang disebut “spagetti bowl”; suatu
wadah yang dimasuki berbagai macam free trade agreements. Baikpun yang
berbentuk regional maupun yang bersifat bilateral ( BFT bilateral free
trade).
Indonesia-pun termasuk dalam kelompok negara-negara yang telah mengadakan berbagai macam FTA’s – free trade agreements. Sayangnya, Indonesia belum mendapat benefit dari perjanjian tersebut, khususnya dalam lingkup ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dan yang sangat memprihatinkan adalah membanjirnya produk luar negeri di pasar domestik, seperti barang murah dari China, secara tidak langsung menghancurkan produk dalam negeri. kehancuran industri lokal ini disebabkan pemerintah menerima secara mentah-mentah ACFTA meski industri manufaktur domestik masih lemah. Padahal, China maupun AS baru membuka pasarnya ketika industri manufaktur sudah kuat. Mereka pun melakukan law policy, yaitu memproteksi produk dalam negeri selama beberapa dekade. Setelah industri dalam negeri stabil, baru membuka pasar bagi negara lain.
Banyaknya
produk China yang menjamur di pasaran Indonesia, dikarenakan,
keahlian para pengusaha dari China, yang mampu membaca situasi
pasar Indonesia, yang kurang mengembangkan industri kecilnya, yang dinilai
berpotensi menjadi salah satu pengembangan hegemoni baru, untuk menghasilkan
komoditi yang cukup bagus bagi pasaran ekspor di luar negeri. Hal ini menjadi
sebuah problema tersendiri yang telah dimanfaatkan China, untuk membidik
pasaran Indonesia, yang dinilai oleh China, Indonesia masih
mengalami pendapatan ekonomi masyarakatnya. Sehingga sebuah pencitraan konsumsi
pasar baru, diciptakan oleh China, untuk mencari keuntungan tersendiri
dari efek keadaan Indonesiayang rata-rata penduduknya memiliki income per
kapita yang kecil, dalam statistik perekonomiannya. Diluar dari permasalahan
persaingan bisnis ekonomi, Indonesia dam China, harus dapat saling
memahami, untuk lebih jauh mengadakan pendekatan ke arah bidang yang lain.
Pendapat
saya tentang persaingan perdagangan Indonesia dan China pada 2014
adalah:
perdagangan bebas tersebut akan merugikan Indonesia, produk-produk dari China akan mengakibatkan penurunan perekonomian Indonesia, karena berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri, seperti perusahaan tekstil, mainan anak-anak, furniture, keramik dan elektronik. Bangkrutnya perusahan tersebut disebabkan karena ketidaksiapan para pelaku bisnis Indonesia, terutama bisnis menengah dan kecil dalam bersaing. Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang terjadi saat ini, dimana berbagai produk dari China telah membanjiri dan mendominasi pasar Indonesia. Produk dari China yang masuk ke pasar Indonesia sangat bervariasi dan memiliki harga yang relatif murah.
perdagangan bebas tersebut akan merugikan Indonesia, produk-produk dari China akan mengakibatkan penurunan perekonomian Indonesia, karena berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri, seperti perusahaan tekstil, mainan anak-anak, furniture, keramik dan elektronik. Bangkrutnya perusahan tersebut disebabkan karena ketidaksiapan para pelaku bisnis Indonesia, terutama bisnis menengah dan kecil dalam bersaing. Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang terjadi saat ini, dimana berbagai produk dari China telah membanjiri dan mendominasi pasar Indonesia. Produk dari China yang masuk ke pasar Indonesia sangat bervariasi dan memiliki harga yang relatif murah.
Sikap saya mengenai persaingan
perdagangan bebas Indonesia dengan china adalah:
pemerintah harus memperbaiki infrastruktur, membuat kebijakan yang melindungi produk dalam negeri serta mensosialisasikan kepedulian dan kecintaan produk dalam negeri kepada masyarakat. Upaya lain untuk mensejahterakan perekonomian Indonesia juga dapat didukung dengan melakukan perjanjian ulang dengan China, meminta negara itu secara sukarela membatasi ekspor ke Indonesia. Pola seperti itu pernah dilakukan AS terhadap China, dan berhasil. Dengan cara itu, diharapkan terjadi keseimbangan perdagangan antara Indonesia dan China. Caranya, pemerintah mengajak anggota ASEAN yang tergabung dalam ACFTA, seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, agar mau melakukan negosiasi ulang dengan China.
pemerintah harus memperbaiki infrastruktur, membuat kebijakan yang melindungi produk dalam negeri serta mensosialisasikan kepedulian dan kecintaan produk dalam negeri kepada masyarakat. Upaya lain untuk mensejahterakan perekonomian Indonesia juga dapat didukung dengan melakukan perjanjian ulang dengan China, meminta negara itu secara sukarela membatasi ekspor ke Indonesia. Pola seperti itu pernah dilakukan AS terhadap China, dan berhasil. Dengan cara itu, diharapkan terjadi keseimbangan perdagangan antara Indonesia dan China. Caranya, pemerintah mengajak anggota ASEAN yang tergabung dalam ACFTA, seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, agar mau melakukan negosiasi ulang dengan China.
Antisipasi yang dapat dilakukan
terhadap perdagangan bebas dengan china:
1. Indonesia perlu meningkatkan kreatifitas dalam mengeluarkan produk, memproduksi barang yang belum
diproduksi oleh china dan mengekspor ke Negara-negara yang belum diekspor oleh china.
2. Jika pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan china untuk beberapa sector perdagangan, maka
strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan sefaguard, yaitu pengenaan Bea
Masuk Tindakan Pengamanan (BMPT).
1. Indonesia perlu meningkatkan kreatifitas dalam mengeluarkan produk, memproduksi barang yang belum
diproduksi oleh china dan mengekspor ke Negara-negara yang belum diekspor oleh china.
2. Jika pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan china untuk beberapa sector perdagangan, maka
strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan sefaguard, yaitu pengenaan Bea
Masuk Tindakan Pengamanan (BMPT).